Latest News

Featured
Featured

Gallery

Technology

Video

Games

Recent Posts

Friday, August 28, 2020

Wednesday, January 2, 2019

Jadi Memang Ada Keselamatan di Luar Gereja: Ini Penjelasan Lengkapnya!


Apakah dogma Extra Ecclesiam Nulla Salus (EENS) masih dipakai sampai sekarang dan apakah masih sesuai dengan konteks zaman ini?
Michelline, Jakarta
Pertama, ungkapan Extra Ecclesiam Nulla Salus (EENS), ‘di luar Gereja tidak ada keselamatan’, bukanlah sebuah dogma dalam arti modern. Ungkapan ini berasal dari St Siprianus dari Karthago pada abad ketiga dan muncul dalam dokumen resmi Konsili Lateran IV (1215). Ungkapan ini mengajarkan bahwa semua keselamatan datang dari Yesus Kristus sebagai Kepala, dan disalurkan melalui Gereja sebagai Tubuh Mistik-Nya.
Dalam perkembangan sejarah, banyak Bapa Gereja maupun orang kudus yang memberi komentar dan penafsiran atas ungkapan ini. Konsili Vatikan II tidak menganulir ajaran ini (LG Art. 14), tetapi memberikan penafsiran resmi dengan dua perubahan penting. Ajaran resmi ini kemudian dituangkan dalam Katekismus No. 846-848.
Kedua, perubahan pertama. Sampai sebelum Konsili Vatikan II, yang dimaksud sebagai Gereja Kristus itu tidak lain adalah Gereja Katolik, sehingga Gereja Katolik adalah satu-satunya sarana eklesial untuk keselamatan. Melalui konstitusi dogmatis Lumen Gentium (LG) dan Dekrit tentang ekumenisme Unitatis Redintegratio (UR), Konsili Vatikan II membuat suatu perubahan besar. Konsili mengajarkan bahwa Gereja Kristus tidaklah identik dengan Gereja Katolik, melainkan ada di dalam (subsistit in) Gereja Katolik (LG Art. 8).
Ini berarti bahwa Gereja Katolik mengakui adanya kenyataan eklesial di dalam Gereja-gereja dan komunitas Kristiani lainnya. Mereka ini berada dalam persekutuan dengan Gereja Katolik, sungguhpun tidak sempurna. Karena itu, ada unsur-unsur pengudusan dan kebenaran yang hadir dan bekerja di dalam Gereja atau komunitas Kristiani ini yang membawa kepada keselamatan (UR Art. 3). Namun demikian, tetap diakui bahwa kepenuhan sarana keselamatan hanya ditemukan di dalam Gereja Katolik, karena itu tetap berlaku panggilan untuk menyatukan diri dengan Gereja Katolik (LG Art. 14).
Ketiga, perubahan mendasar kedua berkaitan dengan mereka yang berada di luar (extra Ecclesiam). Konsili mengubah pengandaian dasarnya, yaitu dari pengandaian bersalah (seperti pada penafsiran-penafsiran di Abad Pertengahan) menjadi pengandaian tidak bersalah (bdk LG Art. 14 dan 16; GS Art. 22). Pengandaian tidak bersalah ini berlaku baik untuk Gereja-gereja Kristiani non-Katolik maupun untuk mereka yang bukan Kristiani. Jika mereka tidak bersalah, maka mereka akan diselamatkan, tetapi pasti haruslah melalui Yesus Kristus dan melalui Gereja. Bagaimana hubungan dengan Gereja ini?
Bagi anggota Gereja-gereja Kristiani non-Katolik, mereka terkait dengan Gereja Katolik karena adanya unsur-unsur pengudusan dan kebenaran yang
mereka emban. Untuk mereka yang berada di luar Gereja dan belum memeluk iman Kristiani maupun menerima Sakramen Baptis, Konsili mengatakan bahwa karena satulah asal dan tujuan hidup manusia, maka mereka ini “dengan aneka cara” (LG 13 dan 16; bdk GS 22) terkait dengan Gereja.
Dengan demikian menjadi jelas bahwa keselamatan mereka itu terkait dengan Gereja Katolik yang di dalamnya berada Gereja Kristus (LG Art. 8). Dengan demikian ajaran Extra Ecclesiam nulla Salus membawa Gereja pada kesadaran akan kewajiban misionernya untuk mewartakan Kristus kepada mereka yang belum mengenal-Nya (LG Art. 1.9.48; GS Art. 45). Karena itulah Gereja Katolik sebagai lembaga tetap merupakan satusatunya lembaga (sakramen) yang ditetapkan oleh Allah dan diutus untuk mewartakan keselamatan. Rahmat Allah yang ditawarkan kepada semua umat manusia terkait dengan tujuan akhir keberadaan Gereja. Karena itu adalah panggilan Gereja untuk mewujudkan efektivitas kehadirannya.
Petrus Maria Handoko CM
http://majalah.hidupkatolik.com/2017/06/12/5804/keselamatan-di-luar-gereja-2/

Monday, December 31, 2018

Selamat Tahun Baru 2019


Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.” Yehezkiel 36:26
Satu tahun telah kita lalui dan kini tahun yang baru telah tiba. Banyak hal yang telah kita lalui, entah itu baik maupun yang buruk sekalipun. Sebagian doa-doa kita mungkin telah dijawab dan sebagian lagi belum ada jawabannya. Masalah yang lalu telah dilalui, tetapi ada masalah lain yang terus berdatangan.
Memasuki tahun yang baru, janji Tuhan bagi umatNya tetap berlaku. Dia senantiasa memberikan rancangan damai sejahtera bagi umatNya yang setia mengasihi Dia. Dan ketika kita sungguh-sungguh berbalik dari jalan-jalan kita yang jahat, Dia memberikan hati yang baru dan roh yang baru dalam hidup kita. Dia akan memberikan kemampuan bagi kita agar kita dapat hidup taat seturut dengan FirmanNya.
Tentunya hati yang baru dan roh yang baru harus diikuti dengan sikap dan perbuatan yang sesuai dalam kehidupan kita, agar hubungan dengan Tuhan dapat terus terjaga dan FirmanNya benar-benar membawa dampak yang luar biasa dalam kehidupan kita. Dan dalam tahun yang baru ini, kita semua juga pasti rindu untuk melihat janji-janji Tuhan digenapi, jawaban-jawaban doa dipenuhi, masalah-masalah dapat terselesaikan dan segala keinginan kita diberikan oleh Tuhan.
Oleh karena itu dengan hati yang baru, ada beberapa hal yang harus kita lakukan dalam menyambut tahun yang baru ini agar janji-janji Tuhan dapat digenapi dalam hidup kita:

1. Lakukan Segala Sesuatu Di Dalam Yesus

Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” Kol 3:17
Ingatlah kepada Tuhan dalam setiap perbuatan kita, baik dalam pekerjaan, di kantor, di rumah, di jalan, di sekolah, dalam lingkungan sosial, keluarga, pergaulan dan lain-lain.
Keluarkan perkataan-perkataan yang positif dalam hidup kita, lakukan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Lakukan segala sesuatu, seperti kita melakukannya untuk Tuhan. Kita tidak akan berani berbuat kecurangan/dosa, jika kita ingat bahwa yang kita lakukan adalah untuk Tuhan.
Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.
Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.
Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku.
” Maz 91:14-16
.

2. Belajar Dari Pengalaman

Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.” Maz 119:71
Segala ujian dan pencobaan yang Tuhan ijinkan dalam hidup kita adalah untuk pembelajaran bagi kita agar kita dapat hidup lebih baik lagi di hadapan Tuhan.
Tuhan senantiasa membentuk hidup kita melalui segala keadaan maupun kondisi agar kita dapat menjadi kuat menghadapi masalah-masalah yang lebih besar lagi.
Dan ketika kita mau terbuka di hadapan Tuhan dan belajar dari setiap masalah yang kita hadapi, maka kita akan menjadi manusia yang semakin mendekati kepada kesempurnaan, karena hidup ini adalah proses menuju kepada kesempurnaan.
Belajarlah dari setiap pengalaman yang kita lalui, belajar dari tahun yang telah kita lalui dan evaluasi apa yang perlu kita perbaiki untuk menyongsong tahun yang baru.
Kesalahan yang pernah kita lakukan tidak perlu terulang lagi, dan kebaikan yang telah dilakukan biarlah dapat lebih lagi dikerjakan dalam tahun yang baru.
Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.” Rom 15:4
.

3. Iman Disertai Perbuatan

Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.” Yak 2:17
Keyakinan iman dan kehidupan doa harus selalu diimbangi dengan perbuatan. Karena iman tanpa perbuatan adalah iman yang mati, sedangkan iman yang disertai dengan perbuatan akan menghasilkan mujizat dalam kehidupan kita.
Seringkali ketakutan senantiasa menghalangi kita untuk dapat melangkah dengan iman. Pikiran dan logika selalu bertolak belakang dengan iman yang kita miliki. Tetapi ketika kita menyingkirkan segala ketakutan dan mulai melangkah dengan iman, maka kita akan melihat hasil yang luar biasa dari perbuatan yang kita lakukan.
Ketika kita takut untuk melangkah atau berbuat sesuatu, maka kita telah kehilangan kesempatan untuk berhasil. Mungkin juga ketika kita melangkah kita akan menemui kegagalan. Tetapi kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi ketika kita tidak mulai untuk melangkah.
Keberanian berbuat sesuatu akan mendatangkan kemungkinan untuk berhasil dalam kehidupan kita. Dan sesuatu yang dilakukan berkali-kali dengan tekun akan membuat kita menjadi mahir, sehingga persentase keberhasilan akan menjadi semakin besar. Ditambah lagi dengan iman yang kita pegang teguh, maka mujizat demi mujizat akan menyertai setiap langkah hidup yang kita jalani.
“Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik.” Pkh 11:6
.
Sambutlah tahun yang baru dengan penuh keyakinan, karena Tuhan telah memberikan kita hati yang baru. Lakukan segala sesuatu di dalam Yesus, belajarlah dari pengalaman yang lalu dan melangkah dengan imanmu, maka kita akan melihat janji-janji Tuhan digenapi dalam hidup kita pada tahun yang baru ini. Haleluya!
.

Sunday, December 30, 2018

INI SURAT UCAPAN NATAL SOEKARNO UNTUK ISTRI YANG BIKIN NETIZEN BAPER


Ini Surat Ucapan Natal Soekarno Untuk Istri yang Bikin Netizen Baper
Siapa yang tak kenal Soekarno? Proklamator RI yang bergelar Sang Putra Fajar ini?
Lelaki bergelar Insinyur dari ITB ini tak hanya dikenal cerdas, tetapi juga rupawan. Penampilannya selalu rapi menambah daya tarik tersendiri.
Ada kisah tersendiri bagi Soekarno di kala peringatan Natal yang kini lagi menjadi perbincangan warganet.
Yah, surat ucapan Selamat Hari Natal dari Soekarno untuk sang istri.
Presiden Soekarno memiliki cara sendiri untuk mengucapkan hari Natal pada sang istri.
Yurike Sanger sendiri adalah istri ketujuh presiden pertama Indonesia.
Soekarno pertama kali bertemu dengan Yurike Sanger pada tahun 1963.
Kala itu Yurike yang masih berstatus pelajar menjadi salah satu anggota Barisan Bhinneka Tunggal Ika pada acara Kenegaraan.
Pada 6 Agustus 1964, Soekarno dan Yurike Sanger menikah secara Islam di rumah Yurike.
Namun mahligai rumah tangga keduanya harus kandas saat Soekarno menceraikan Yurike, karena kondisi Soekarno yang kurang stabil.



https://www.berita168.com/ini-surat-ucapan-natal-soekarno-untuk-istri-yang-bikin-netizen-baper/

INDAHNYA TOLERANSI WARGA LERENG MERBABU SAAT NATAL



Indahnya Toleransi Warga Lereng Merbabu saat Natal
Perayaan Natal di lereng Gunung Merbabu tepatnya di Dusun Thekelan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang berlangsung berbeda dari yang lainnya.
Pagi hari puluhan umat Kristiani dari beberapa gereja di Dusun Thekelan melakukan ibadah bersama di GPdi Thekelan, Rabu (26/12/18).
Tak lama berselang, sekitar pukul 08.00, umat Islam dan Budha berbondong-bondong menuju sekitar gereja dan menunggu para umat kristiani.
Usai umat Kristiani melaksanakan ibadah, mereka berjajar di samping kanan dan kiri jalan. Perwakilan dari setiap umat pun memberikan sambutan, mengucapkan selamat natal dan memberikan doa bagi para umat kristiani.
“Selamat natal. Semoga memberi kedamaian lahir dan batin,” tutur Sukhadhamma Sukarmin, seorang perwakilan tokoh agama buddha.
Perwakilan tokoh agama islam pun demikian. Mewakili umat islam, Satiman mengucapkan selamat natal kepada para umat kristiani.
“Selamat Natal bagi umat Kristiani. Semoga Natal ini membawa berkah,” tuturnya.
Umat Kristiani pun membalas dengan senyuman dan ucapan doa-doa.
“Terimakasih, semoga Gusti memberkati,” jawabnya.
Isak tangis pun tak terbendung ketika mereka saling bersalaman dan memberi ucapan.
Seorang pendeta GPdI Thekelan, Pdt Petrus Sukiman menyambut positif ucapan Natal dari umat Islam dan Buddha.
Kehadiran umat Islam dan Buddha membuat para jemaat dapat beribadah dengan tenang dan tidak ada hal yang ditakutkan.
“Indonesia sebagai negara yang beragam suku, ras, dan agama, cara ini positif sekali,” ungkapnya.
Menurutnya, adanya toleransi antarumat yang ada di Thekelan, masyarakat dapat membangun desa bersama-sama tanpa ada perselisihan.
Dusun Thekelan juga dapat menjadi miniatur negara Indonesia yang beragam agama namun toleransi tetap terjaga.
“Mungkin di tempat lain tidak ada hal semacam ini. Ini perlu menjadi contoh bentuk toleransi bagi masyarakat lain,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dusun Thekelan, Supriyo mengatakan, Dusun Thekelan berpenduduk sekitar 720 jiwa. Mereka menganut berbeda agama yang didominasi umat buddha.
“Satu rumah beda agama disini sudah biasa,” ungkapnya.
Meski berbeda, toleransi antar umat di Dusun Thekelan sangat terjaga.
Ucapan memberi selamat saat hari besar merupakan bentuk toleransi antar umat dalam rangka menjaga kerukunan warga Thekelan yang beragam agama.
Acara ini dilakukan oleh warga Thekelan tidak hanya saat Natal, namun setiap perayaan hari besar agama.
“Setiap hari besar, entah Natal, Waisak, Idul Fitri, kami selalu melakukan tradisi ini,” ungkapnya.
Menurutnya, meski berbeda keyakinan hubungan antar warga harus terus dijaga.
“Urusan kami sama Tuhan memang masing-masing, tapi urusan dengan sesama harus kita jaga,” tuturnya.
Toleransi di Dusun Thekelan tidak hanya ditunjukkan saat perayaan hari besar.
Saat ramadhan tiba, umat Islam juga mengundang umat non islam untuk berbuka bersama.
“Bahkan, ketika ada pengajian, yang mengaji tidak hanya satu umat saja. Semua ikut,” tambahnya.
Supriyo juga menanamkan tradisi tersebut kepada anak-anak Dusun Thekelan agar toleransi antar umat di Dusun Thekelan selalu terjaga.
“Kami tidak hanya menjalankan saja, tapi kami mengajari anak-anak generasi milenial karena era mereka berbeda dengan agar mereka menjaga toleransi,” katanya.
Sumber berita Indahnya Toleransi Warga Lereng Merbabu saat Natal : tribunjateng

https://www.berita168.com/indahnya-toleransi-warga-lereng-merbabu-saat-natal/

KISAH SOEKARNO SAAT BERIKAN KATA SAMBUTAN PERAYAAN NATAL DI JAKARTA



Kisah Soekarno Saat Berikan Kata Sambutan Perayaan Natal di Jakarta
Bung Karno pernah diundang menghadiri perayaan Natal di Jakarta.
Hampir semua orang Kristen yang tinggal di wilayah DKI Jakarta menghadiri perayaan Natal tersebut.
Di atas mimbar terpampang dengan jelas tema natal “YESUS ADALAH GEMBALA YANG BAIK”.
Nah, pada saat Bung Karno diminta maju ke depan untuk memberikan sambutan, beliau melihat dan membaca tema natal tadi, “Yesus adalah gembala yang baik”.
Kemudian Bung Karno berkata, “Itu salah!”.
Tentu saja semua orang yang hadir menjadi tegang dan bingung, karena dalam perayaan natal beliau berkata begitu.
Lalu Bung Karno melanjutkan kembali, “Yesus adalah gembala yang baik. Itu keliru! Yesus bukan gembala yang baik, tetapi Yesus adalah gembala yang terbaik!”.
Setelah mendengar pernyataan ini, spontan dan serempak semua hadirin memberikan tepuk tangan dengan gegap gempita dan meriah sekali.
Berita ini dikutip dari FP FB Father of Nation: The Curious Case of Soekarno.
Ada juga foto Soekarno saat memberikan kata sambutan dalam perayaan Natal tahun 1947 di Yogyakarta :

Presiden soekarno saat berpidato di perayaan Natal Tahun 1947 di Yogyakarta
Dalam kapasitasnya sebagai kepala negara bagi semua penganut agama, Presiden Soekarno menghadiri perayaan Natal 1947 di Yogyakarta dan menyampaikan pidato di depan umat.
 Sumber berita Kisah Soekarno Saat Berikan Kata Sambutan Perayaan Natal di Jakarta : Father of Nation: The Curious Case of Soekarno

Pesan Natal Jokowi, dari Merayakan Keragaman hingga Memeluk si Miskin

Presiden Joko Widodo memberikan sambutan ketika menghadiri Perayaan Natal Nasional 2018 di Medan, Sumatra Utara, Sabtu (29/12/2018). Dalam Perayaan Natal Nasional yang dihadiri 20 ribu orang itu presiden mengajak jemaat untuk selalu menjaga persatuan, kerukunan, persaudaraan serta merawat perdamaian. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/kye.(WAHYU PUTRO A)

Indonesia adalah negara majemuk. Sebanyak 260 juta penduduk yang hidup di 17.000 pulau terdiri dari 34 provinsi serta 514 kota dan kabupaten, terdiri dari latar belakang yang berbeda-beda. Terdapat lima agama dan sejumlah aliran kepercayaan yang berbeda-beda meskipun mayoritas penduduknya memeluk Islam. Adat serta istiadatnya juga berbeda-beda. Ada 714 suku di Indonesia dengan 1.100 lebih bahasa lokal.

Dalam pidatonya di acara Natal Nasional 2018 di Gedung Serbaguna Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Sabtu (29/12/2018) kemarin, Presiden Joko Widodo pun berpesan bahwa Natal harus menjadi momentum umat Kristiani untuk juga merayakan anugerah keragaman yang diberikan Allah tersebut. "Dalam perayaan Natal, kita perlu bersukacita atas anugerah-anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita, kepada bangsa Indonesia bahwa kita ini telah dianugerahi keragaman yang luar biasa banyaknya," ujar Presiden, menyampaikan pesan Natal. Merayakan takdir Tuhan itu, lanjut Jokowi, adalah dengan cara menghadirkan perdamaian antara sesama manusia. "Perayaan Natal adalah perayaan yang menghadirkan kedamaian sejati. Damai di hari kita semua, damai di Indonesia dan damai di bumi kita. Kedamaian harus terus kita rawat. Kedamaian harus terus kita jaga dengan selalu berdoa dan tulus dalam bekerja," lanjut dia. Sebab, perbedaan bukan sumber perpecahan. Namun merupakan potensi besar bangsa Indonesia.

Oleh sebab itu, Jokowi berpesan agar seluruh warga negara, khususnya umat Kristiani untuk menjaga persatuan, kerukunan dan persaudaraan. Di Indonesia, lanjut Jokowi, seluruh warganya merupakan saudara. Saudara sebangsa se-tanah air. "Sebagai anugerah Tuhan, keragaman dan persatuan harus terus kita jaga, terus kita rawat serta terus kita syukuri dengan saling menghormati, menghargai dan saling mengasihi. Karena, di mana ada sirungguk, di situ ada sitata. Di manapun kita duduk, di situ selalu ada Tuhan Yang Maha Esa," ujar Jokowi. "Kepada seluruh umat Kristiani yang saya cintai, saya ajak Bapak Ibu, saudara-saudara sekalian ini untuk selalu menjadi garam dan terang dunia," lanjut dia.

Memeluk si miskin Presiden sekaligus menyinggung tema Natal 2018, yakni "Yesus Kristus Adalah Hikmat Bagi Kita." Menurut Jokowi, berbahagialah bagi orang Kristiani yang menerima hikmat Tuhan. Keuntungannya melebihi emas, perak, dan permata. Dengan menerima hikmat Allah itu, lanjut Jokowi, umat akan dipenuhi dengan rasa kebahagiaan, kesejahteraan. Bahkan, hikmat Allah itu juga dapat diwujudkan dalam berkontribusi pada pembangunan bangsa. "Dengan hikmat, kita bersama-sama bekerja membangun negara kita Indonesia. Dengan hikmat, kita saling membantu sesama anak bangsa. Dengan hikmat, kita terus dan harus memeluk yang miskin, kecil, lemah dan membutuhkan," ujar Jokowi. "Dengan hikmat, kita persiapkan anak-anak kita untuk menghadapi masa depan dengan menjadi manusia yang unggul, berakhlak mulia dan dengan hikmat, kita hadirkan rasa keadilan sosial bagi seluruh penjuru Tanah Air. Dengan hikmat, mari kita majukan negara Indonesia," lanjut dia. Presiden Joko Widodo saat menghadiri perayaan Natal Nasional 2018 di Gedung Serbaguna Kantor Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan, Sabtu (29/12/2018).(Fabian Januarius Kuwado) Perayaan Natal Nasional 2018 itu dihadiri lebih dari 25.000 umat Kristiani lintas gereja Kristen se- Indonesia. Umat yang hadir sampai membeludak ke luar gedung. Hadir dalam perayaan Natal itu, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly serta Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Kehadiran Jokowi di sana mendapatkan antusiasme yang tinggi. Mengingat, sebelumnya Presiden sempat dikabarkan tidak jadi menghadiri acara itu dan diwakilkan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Baca juga: Jokowi Dikalungi Sorban oleh Pimpinan Tarekat Naqsabandiyah Mereka berebut untuk menyapa Jokowi dan bersalaman dengannya. Presiden tentu tidak dapat melayani satu per satu sehingga ia hanya bersalaman, bahkan berfoto bersama dengan warga yang terjangkau dari segi jarak. Lidya Situmeang (38) warga Kota Medan mengaku senang Presiden menghadiri perayaan Natal kali ini. "Ini bukti bahwa Pak Jokowi milik semua umat beragama di Indonesia. Pak Jokowi menjadi simbol persatuan," ujar dia.

Videos

Tags