Kisah Pohon Natal merupakan bagian dari riwayat hidup St. Bonifasius, yang nama aslinya adalah Winfrid. St. Bonifasius dilahirkan sekitar tahun 680 di Devonshire, Inggris. Pada usia lima tahun, ia ingin menjadi seorang biarawan; ia
Tuesday, December 25, 2012
Surat Gembala Natal 2012 Keuskupan Banjarmasin
Dibacakan pada waktu Perayaan Ekaristi Hari Minggu Adven ke IV, di seluruh Gereja/Kapel Katolik Keuskupan Banjarmasin.�MEMAHAMI, MERAYAKAN DAN MEWUJUDKAN IMAN SECARA BENAR�Surat Gembala Natal 2012Mgr Petrus Boddeng Timang Uskup Keuskupan BanjarmasinKepada para Imam, Frater,
Homili Ibadat Peringatan Arwah : ( 40 Hari )
(PERINGATAN 40 HARI Bpk. Paul Ohiwutun)Bacaan: 2 Kor 5:1-10Injil : Mat 26: 26-29Dalam misa arwah peringatan 7 hari, Pastor Anton meminta beberapa dari kita untuk sharing pengalaman soal kesan yang kita peroleh selagi hidup
Sunday, December 23, 2012
St. Fransiskus dan Gua Natal
oleh: P. William Saunders *Cerita tentang asal mula gua Natal berawal dari kisah seorang yang sangat kudus, St. Fransiskus dari Asisi.Pada tahun 1223, St. Fransiskus - seorang diakon - mengunjungi kota Grecio untuk merayakan
Apakah Perayaan Natal Diadopsi Dari Perayaan Pagan Kekaisaran Romawi Kuno?
Tanggal 25 Desember sendiri dimana kita umat beriman sekalian merayakan Natal adalah hasil dari usaha para Bapa Gereja purba berdasarkan perhitungan kalender untuk mencari tahu mengenai tanggal kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus yang sama
Asal-usul Hari Raya Natal
Gereja Katolik menetapkan tanggal 25 Desember sebagai Hari Raya Natal untuk merayakan Hari Raya Kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus. Gereja Katolik sendiri yang merupakan Gereja purba, telah merayakan Natal sejak abad-abad pertama Gereja Katolik hadir.
Bapa Gereja Teofilus, Uskup Caesarea di Palestina (115-181 M), mungkin adalah orang pertama yang secara eksplisit memberikan pernyataan mengenai Natal:
�Kita harus merayakan hari kelahiran Tuhan kita pada tanggal 25 Desember yang akan berlangsung.� [Magdeurgenses, Cent. 2.c.6. Hospinian, de Origin Festorum Christianorum]
Pada awal abad ke-5 seorang Santo dari kota Konstantinopel bernama St. Yohanes Kassianus, pergi ke Alexandria (Mesir) untuk mempelajari peraturan-peraturan biara di sana. Antara tahun 418 hingga 425, dan setelah ia mengamati Gereja yang ada disana, barulah St. Yohanes Kassianus menulis laporan pengamatannya pada sekitar tahun 418. Dia memulis pada masa tersebut sejumlah Uskup yang ada disana kita menganggap Pesta Epifani (Penampakan Tuhan) sebagai hari kelahiran Tuhan dan tidak ada perayaan terpisah dalam menghormati kelahiran Tuhan. Dia menyebut hal ini �tradisi kuno�. Kebiasaan lama ini segera memberi jalan bagi tradisi baru. Natal sendiri telah diperkenalkan di Mesir sekitar 418 dan 432 M dan peristiwa ini menjadi bukti kuat.
St. Hipolitus dari Roma, seorang yang dulunya adalah seorang anti-Paus pada masa penggembalaan Paus St. Zephyrinus, Paus St. Kallistus I, Paus St. Urbanus I dan Paus St. Pontianus, juga menyatakan bahwa Yesus Kristus lahir pada tanggal 25 Desember:
Untuk kedatangan pertama Tuhan kita dalam daging, [terjadi] ketika Ia lahir di Betlehem, eight days before the kalends of January (25 Desember), hari keempat (Rabu) dalam minggu ketika Augustus (kaisar Romawi) dalam 42 tahun [pemerintahannya] tetapi dari Adam 5500 tahun. Ia (Yesus) menderita pada [usia] 33 tahun, eight days before the kalends of April (25 Maret), tahun kelimabelas Kaisar Tiberius ketika Rufus dan Roubellion dan Gaius Caesar, untuk keempat kalinya, dan Gaius Cestius Saturninus menjadi konsul [di Roma]. (St. Hippolytus of Rome (c. 225 AD), Commentary on Daniel 4.23.3)
St. Yohanes Krisostomos, seorang Pujangga Gereja dan juga seorang Uskup yang terkenal akan kehebatan khotbahnya, pada tanggal 20 Desember pernah berkhotbah di Antiokhia, yang mengajak umat beriman untuk merayakan Natal pada tanggal 25 Desember. Dia mengusulkan kepada para umat beriman untuk menghormati dan merayakan Natal dengan tiga dasar: Pertama, Natal adalah sebuah perayaan Kristiani yang mampu menyebar dengan pesat diberbagai daerah. Kedua, waktu pelaksanaan sensus pada tahun kelahiran Yesus dapat ditentukan dari berbagai dokumen kuno yang tersimpan di kota Roma; Ketiga, waktu kelahiran Tuhan Yesus dapat dihitung dari peristiwa penampakan malaikat kepada Zakarias, di Bait Allah. Zakarias, sebagai Imam Agung, masuk ke dalam Tempat Mahakudus pada Hari Penebusan Dosa Yahudi (The Jewish Day of Atonement). Hari tersebut jatuh pada bulan September menurut kalender Gregorian. Enam bulan sesudah peristiwa ini, malaikat Gabriel datang kepada Maria dan enam bulan kemudian Yesus Kristus lahir, yaitu pada bulan Desember. Santo Yohanes Krisostomos, mengatakan dengan jelas bahwa pada masa tersebut, ketika perayaan Natal diperkenalkan di Timur, Natal telah dirayakan di kota Roma lebih dulu yang merupakan Kepatriakan urutan nomor 1 dalam Gereja perdana.
St. Gregorius dari Nazianze, Bapa Gereja dan Uskup, selama tinggal di daerah Seleucia di Isauria (Turki sekarang) merayakan Natal untuk pertama kalinya di Konstantinopel pada tanggal 25 Desember 379.
Tidak sedikit orang-orang yang skeptis terhadap Natal dan percaya terhadap mitos bahwa Natal adalah hasil adopsi dari perayaan pagan bernama Dies Natalis Solis Invicti yang sebenarnya ditetapkan Kaisar Aurelianus pada 25 Desember 274 untuk menandingi Natal Gereja Katolik.
Tujuan saya menulis artikel ini bukan hanya untuk meyakinkan para pembaca sekalian bahwa perayaan Natal dirayakan tanggal 25 Desember namun saya ingin pembaca sekalian tahu bahwa Natal itu janganlah kita lihat kapan kita merayakan Natal. Namun kita harus melihat dan percaya bahwa Natal itu adalah eksitensi dimana Kristus telah rela merendahkan dirinya, lahir dikandang hewan demi menyelamatkan umat manusia.
Blog Katolisitas Indonesia mengucapkan selamat hari raya Natal 2012 dan menyongsong tahun baru 2013, jadikanlah momen Natal ini sebagai waktu kita berkumpul bersama orang yang kita cintai dan mengucap syukur atas rahmat Allah pada tahun ini dan memohon penyertaanNya pada tahun 2013 nanti dan semoga kita semakin meresapi cinta kasih Allah bagi kita semua hingga Ia rela turun kedunia.
"Juruselamat kita yang tercinta telah lahir hari ini: mari kita bersukacita. Karena tidak tempat yang layak untuk kesedihan ketika kita merayakan hari kelahiran Sang Kehidupan yang menghancurkan ketakutan akan kematian dan membawakan kita sukacita keabadian terjanji." - Paus Santo Leo Agung
Blog Katolisitas Indonesia mengucapkan selamat hari raya Natal 2012 dan menyongsong tahun baru 2013, jadikanlah momen Natal ini sebagai waktu kita berkumpul bersama orang yang kita cintai dan mengucap syukur atas rahmat Allah pada tahun ini dan memohon penyertaanNya pada tahun 2013 nanti dan semoga kita semakin meresapi cinta kasih Allah bagi kita semua hingga Ia rela turun kedunia.
"Juruselamat kita yang tercinta telah lahir hari ini: mari kita bersukacita. Karena tidak tempat yang layak untuk kesedihan ketika kita merayakan hari kelahiran Sang Kehidupan yang menghancurkan ketakutan akan kematian dan membawakan kita sukacita keabadian terjanji." - Paus Santo Leo Agung
Dominus illuminatio mea!
Gambar Dalam KKGK- Penyembahan Para Majus
![]() |
"BANGSA-BANGSA BUKAN-YAHUDI" karya FABRIANO (1423), penyembahan orang-orang Majus, Galeri Uffizi, Florence |
Karya agung yang sangat indah, yakni Penyembahan Orang-orang Majus (Mat 2:1-12) ini menggambarkan pernyataan Yesus kepada seluruh bangsa. Inkarnasi adalah anugerah bukan saja untuk iman Maria, Yosef, perempuan-perempuan, para gembala, orang-orang sederhana dari Bangsa Israel, melainkan juga bagi iman orang-orang asing ini yang datang dari Timur untuk menyembah Mesias yang baru lahir dan mempersembahkan persembahan-persembahan mereka.
Matius 2:11 "Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur."
Orang-orang Majus merupakan buah bungaran bagsa-bagsa yang dipanggil kepada iman, yang mendekati Yesus bukan dengan tangan hampa, melainkan dengan kekayaan-kekayaan dari tanah dan budaya mereka.
Injil Yesus adalah adalah kata-kata yang menyelamatkan bagi umat manusia seluruhnya. Kata Santo Leo Agung, �Semua bangsa yang diwakili oleh tiga orang majus, menyembah Pencipta alam semesta, dan Allah kiranya dikenal bukan hanya di Yudea, melainkan diseluruh bumi, karena di mana pun kiranya besar nama-Nya (bdk. Mzm 75:2)� (Khotbah 3 untuk Epifani).
Bagian pertama Ikhtisar ini menggambarkan pertemuan antara Allah dan manusia dan jawaban iman yang Gereja, atas nama semua manusia, berikan terhada anuger inkarnasi Putra Allah yang menebus dan terhadap pernyataan ilahinya.
Blog Katolisitas Indonesia mengucapkan selamat hari raya Natal 2012 dan menyongsong tahun baru 2013, jadikanlah momen Natal ini sebagai waktu kita berkumpul bersama orang yang kita cintai dan mengucap syukur atas rahmat Allah pada tahun ini dan memohon penyertaanNya pada tahun 2013 nanti dan semoga kita semakin meresapi cinta kasih Allah bagi kita semua hingga Ia rela turun kedunia.
"Juruselamat kita yang tercinta telah lahir hari ini: mari kita bersukacita. Karena tidak tempat yang layak untuk kesedihan ketika kita merayakan hari kelahiran Sang Kehidupan yang menghancurkan ketakutan akan kematian dan membawakan kita sukacita keabadian terjanji." - Paus Santo Leo Agung
"Juruselamat kita yang tercinta telah lahir hari ini: mari kita bersukacita. Karena tidak tempat yang layak untuk kesedihan ketika kita merayakan hari kelahiran Sang Kehidupan yang menghancurkan ketakutan akan kematian dan membawakan kita sukacita keabadian terjanji." - Paus Santo Leo Agung
Disadur dari Kompendium Katekismus Gereja Katolik halaman 12-14 terbitan Dioma
Santa Claus Mitoskah?
Perayaan Natal selalu indentik dengan munculnya Santa Claus yang digambarkan sebagai seorang laki-laki yang dalam usia lanjut umur dan digambarkan pula sebagai seorang kakek yang penuh kasih, yang sayang dengan anak-anak dan suka membagi-bagikan hadiah saat perayaan Natal tiba. Banyak orang yang menganggap bahwa Santa Claus hanya kisah mitos namun Santa Claus itu benar-benar ada. Nama Santa Claus yang asli adalah Santo Nikolas dari Myra yang dirayakan oleh Gereja Katolik pada tanggal 6 Desember, dikenal sebagai seorang Uskup yang baik hati. Nikolas lahir di Parara, Asia Kecil dari sebuah keluarga yang kaya raya.
Sejak masa mudanya ia sangat menyukai cara hidup bertapa dan melayani umat. Ia kemudian menjadi seorang imam yang sangat disukai umat. Harta warisan dari orangtuanya dimanfaatkan untuk pekerjaan-pekerjaan amal, terutama untuk menolong orang-orang miskin. Sebagai imam ia pernah berziarah ke Tanah Suci. Sekembalinya dari Yerusalem, ia dipilih menjadi Uskup kota Myra dan berkedudukan di Lycia, Asia Kecil (sekarang: Turki). Santo Nikolas dikenal di mana-mana. Ia termasuk orang kudus yang paling populer, sehingga dijadikan pelindung banyak kota, propinsi, keuskupan dan gereja.
Di kalangan Gereja Timur, ia dihormati sebagai pelindung para pelaut; sedangkan di Gereja Barat, ia dihormati sebagai pelindung anak-anak, dan pembantu para gadis miskin yang tidak mampu menyelenggarakan perkawinannya. Namun riwayat hidupnya tidak banyak diketahui, selain bahwa ia dipilih menjadi Uskup kota Myra pada abad keempat yang berkedudukan di Lycia. Ia seorang uskup yang lugu, penuh semangat dan gigih membela orang-orang yang tertindas dan para fakir miskin. Pada masa penganiayaan dan penyebaran ajaran-ajaran sesat, ia menguatkan iman umatnya dan melindungi mereka dari pengaruh ajaran-ajaran sesat.
Ketenaran namanya sebagai uskup melahirkan berbagai cerita sanjungan. Sangat banyak cerita yang menarik dan mengharukan. Namun tidak begitu mudah untuk ditelusuri kebenarannya. Salah satu cerita yang terkenal ialah cerita tentang tiga orang gadis yang diselamatkannya: konon ada seorang bapa tak mampu menyelenggarakan perkawinan ketiga orang anak gadisnya. Ia orang miskin. Karena itu ia berniat memasukkan ketiga putrinya itu ke tempat pelacuran. Hal ini didengar oleh Uskup Nikolas. Pada suatu malam secara diam-diam Uskup Nikolas melemparkan tiga bongkah emas ke dalam kamar bapa itu. Dengan demikian selamatlah tiga puteri itu dari lembah dosa. Mereka kemudian dapat menikah secara terhormat.
Cerita yang lain berkaitan dengan kelaparan hebat yang dialami umatnya. Sewaktu Asia Kecil dilanda paceklik yang hebat, Nikolas mondar-mandir ke daerah-daerah lain untuk minta bantuan bagi umatnya. Ia kembali dengan sebuah kapal yang sarat dengan muatan gandum dan buah-buahan. Namun, tanpa sepengetahuannya, beberapa iblis hitam bersembunyi dalam kantong-kantong gandum itu. Segera Nikolas membuat tanda salib atas kantong-kantong itu dan seketika itu juga setan-setan hitam itu berbalik menjadi pembantunya yang setia.
Nikolas adalah santo nasional Rusia. Cerita tentang tertolongnya ketiga puteri di atas melahirkan tradisi yang melukiskan Santo Nikolas sebagai penyayang anak-anak. Salah satu tradisi yang paling populer ialah tradisi pembagian hadiah kepada anak-anak pada waktu Pesta Natal oleh orangtuanya melalui 'Sinterklas'. Tradisi ini diperkenalkan kepada umat Kristen Amerika oleh orang-orang Belanda Protestan, yang menobatkan Santo Nikolas sebagai tukang sulap bernama Santa Claus. "Sinterklas", yaitu hari pembagian hadiah kepada anak-anak yang dilakukan oleh seorang berpakaian uskup yang menguji pengetahuan agama anak-anak, tetapi ia membawa serta hamba hitam yang menghukum anak-anak nakal.
Konsili Ekumenis Pertama yaitu Konsili Nicea yang diadakan pada tahun 325oleh Kaisar Konstantinus ini dan dipimpin oleh Uskup Hosius dari Cordova sebagai wakil Paus St. Silvester bertujuan untuk membahas pengajaran sesat yang berasal dari seorang Imambernama Arius sekaligus menegaskan ajaran mengenai Ke-Allah-an Yesus Kristus. Pengajaran Arius ini dikenal dengan sebutan Arianisme. Arius mengajarkan bahwa Yesus Kristus,bukanlah Allah sepenuhnya melainkan hanya sebuah ciptaan pertama dari Allah Bapa.
Konsili Nicea ini pun dimulai dan bapak Uskup memanggil Arius ke tengah Konsili dan meminta ia untuk menjelaskan pengajarannya. St. Nikolas yang tidak tahan lagi melihat Arius segera lari mendapati Arius dan menamparnya dengan segenap hati hingga Arius terjatuh. Dan tentu saja tindakan St. Nikolas dilihat oleh seluruh hadirin yang berada disana dan termasuk juga bapak Uskup Hosius dari Cordova selaku pemimpin Konsili tersebut. Dan seketika itu juga St. Nikolaus diturungkan dari tahta keuskupannya dengan menyita dua simbol yang menandai kekuasaan seseorang sebagai Uskup yaitu Salinan Injil dan Pallium miliknya. St. Nikolas pun dilempar ke dalam penjara.
![]() |
Lukisan St.Nikolas menampar Arius |
Kemudian setelah St. Nikolas dimasukkan ke dalam lalu dipenjara, pada malam harinya Tuhan Yesus bersama dengan Bunda-Nya mengunjungi Nikolas di dalam penjara. Dan kemudian menyerahkan salinan Injil dan Pallium Uskup kepada St. Nikolas.
Ketika Para Uskup mendengar mujizat ini, Konsili segera memerintahkan supaya Nikolas posisinya sebagai Uskup dipulihkan kembali. Konsili pun dimenangkan di pihak St. Athanasius Agung dan St. Nikolas mengutuk ajaran sesat Arianisme dan menegaskan kembali ajaran tentang Tuhan Yesus.
Blog Katolisitas Indonesia mengucapkan selamat hari raya Natal 2012 dan menyongsong tahun baru 2013, jadikanlah momen Natal ini sebagai waktu kita berkumpul bersama orang yang kita cintai dan mengucap syukur atas rahmat Allah pada tahun ini dan memohon penyertaanNya pada tahun 2013 nanti dan semoga kita semakin meresapi cinta kasih Allah bagi kita semua hingga Ia rela turun kedunia.
"Juruselamat kita yang tercinta telah lahir hari ini: mari kita bersukacita. Karena tidak tempat yang layak untuk kesedihan ketika kita merayakan hari kelahiran Sang Kehidupan yang menghancurkan ketakutan akan kematian dan membawakan kita sukacita keabadian terjanji." - Paus Santo Leo Agung
"Juruselamat kita yang tercinta telah lahir hari ini: mari kita bersukacita. Karena tidak tempat yang layak untuk kesedihan ketika kita merayakan hari kelahiran Sang Kehidupan yang menghancurkan ketakutan akan kematian dan membawakan kita sukacita keabadian terjanji." - Paus Santo Leo Agung
Referensi : Iman Katolik
Dominus Illuminatio Mea!
Putra Allah Yang Menjadi Manusia
Gereja Universal dari segenap penjuru bumi, pada hari ini merayakan datangnya Juruselamat dalam rupa bayi mungil. Lahirlah sang Juruselamat dunia, Terang dari Terang yang merupakan Raja segala Raja, yang rela menghampakan diri-Nya menjadi seorang manusia. Meskipun dalam rupa Allah, Ia telah menjadi manusia dan tinggal diantara kita. Salah satu pertanyaan yang terkadang menjanggal dalam benak umat Kristen diantaranya adalah mengapa Allah harus menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia. Logika berpikir yang terkadang digunakan adalah Allah adalah Mahakuasa, Ia mampu menjadikan segala sesuatu dengan hanya berfirman, seperti Ia menciptakan langit dan bumi sejak dulu kala. Namun bagaimana dengan dosa manusia? Apakah Ia tidak bisa menghapuskan dosa manusia dari sejak kala dengan sekedar berfirman?
1. Hendak berdamai dengan kita.
2. Ingin supaya kita mengenal cinta kasih Allah.
3. Ingin supaya kita mengambil bagian dalam hidup kodrat ilahi.
Sungguh benar bahwa Allah itu mahakuasa dan memang dengan mudah Ia bisa menyelamatkan manusia. Tetapi Allah yang mahakuasa itu hendak menunjukkan tidak hanya kuasa-Nya, tetapi juga kasih-Nya kepada manusia secara nyata. Oleh karena itu Ia menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Nah, sampai di sini, mereka bertanya �Apakah tanpa menjadi manusia, Allah tidak dapat menunjukkan kasih-Nya?
1. Hendak berdamai dengan kita.
(Katekismus Gereja Katolik 457) Allah "telah mengasihi kita dan telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita" (1 Yoh 4:10). Kita tahu bahwa "Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juru Selamat dunia" (1 Yoh 4:14), bahwa "Ia telah menyatakan Diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa" (1 Yoh 3:5)
2. Ingin supaya kita mengenal cinta kasih Allah.
(KGK 458) "Kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dunia, supaya kita hidup oleh-Nya" (1 Yoh 4:9). "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yoh 3:16).
3. Ingin supaya kita mengambil bagian dalam hidup kodrat ilahi.
(KGK 460) "Untuk itulah Sabda Allah menjadi manusia, dan Anak Allah menjadi anak manusia, supaya manusia menerima Sabda dalam dirinya, dan sebagai anak angkat, menjadi anak Allah" (Ireneus, haer. 3,19,1). Sabda Allah "menjadi manusia, supaya kita di-ilahi-kan" (Atanasius, inc. 54,3). "Karena Putera Allah yang tunggal hendak memberi kepada kita bagian dalam ke-Allah-an-Nya, Ia menerima kodrat kita, menjadi manusia, supaya mengilahikan manusia" (Tomas Aqu., opusc. 57 in festo Corp. Chr. 1).
Blog Katolisitas Indonesia mengucapkan selamat hari raya Natal 2012 dan menyongsong tahun baru 2013, jadikanlah momen Natal ini sebagai waktu kita berkumpul bersama orang yang kita cintai dan mengucap syukur atas rahmat Allah pada tahun ini dan memohon penyertaanNya pada tahun 2013 mendatang.
"Juruselamat kita yang tercinta telah lahir hari ini: mari kita bersukacita. Karena tidak tempat yang layak untuk kesedihan ketika kita merayakan hari kelahiran Sang Kehidupan yang menghancurkan ketakutan akan kematian dan membawakan kita sukacita keabadian terjanji." - Paus Santo Leo Agung
Dominus illuminatio mea!
Asal-mula Lagu Malam Kudus
oleh: P. William P. Saunders
Kisah lagu �Malam Kudus� berawal dari sebuah kota yang indah bernama Salzburg di Austria. Di tengah semarak dan megahnya kota yang dipimpin oleh Prince Archbishop, tinggallah seorang penenun sederhana bernama Anna. Anna, sebatang kara di dunia ini, hidup sangat sederhana, hampir tak ada harapan untuk meningkatkan taraf hidupnya atau bahkan untuk menikah. Suatu ketika, ia jatuh cinta kepada seorang prajurit yang ditempatkan di Salzburg. Dari prajurit itu ia mengandung seorang bayi yang dilahirkannya pada tanggal 11 Desember 1792. Malangnya, sang prajurit tak hendak bertanggung-jawab atas puteranya dan meninggalkan Anna serta sang bayi untuk memperjuangkan hidup mereka sendiri. Walau demikian, Anna menambahkan nama keluarga sang prajurit kepada nama bayinya, yang ia namakan Joseph Mohr. Menjadi seorang ibu tanpa pernah menikah, dengan seorang anak haram, Anna harus menghadapi cemoohan dan penolakan masyarakat. Pada akhirnya, ia minta kepada algojo kota untuk menjadi wali baptis bagi bayinya Joseph.
Anna memberikan yang terbaik yang mampu ia berikan bagi Joseph. Ia sadar bahwa pendidikan yang baik akan memberikan harapan akan masa depan yang lebih baik bagi puteranya. Imam paroki setempat mengetahui kecemerlangan Joseph dan juga bakatnya menyanyi. Ia mengatur agar Joseph dapat bersekolah di sekolah biara yang terkenal di Kremsmunster. Di sana, Joseph muda menonjol dalam pelajaran-pelajarannya. Di kemudian hari ia merasakan panggilan untuk menjadi seorang imam dan masuk seminari pada usia 16 tahun. Akhirnya, ketika siap untuk ditahbiskan pada usia 22 tahun, Joseph membutuhkan dispensasi khusus sebab ia tak mempunyai seorang ayah.
Joseph Mohr ditugaskan sebagai pastor pembantu di Gereja St. Nikolaus di Oberndorf, sekitar 10 mil baratlaut kota Salzburg, di tepi Sungai Salzach. (Gereja St. Nikolaus dihancurkan banjir pada tahun 1899, tetapi sebuah kapel peringatan berdiri di sana hingga sekarang.) Paroki di mana ia ditempatkan sangat sederhana, imam parokinya keras dan hemat, begitulah halusnya.
Di sini, Pastor Mohr bersahabat dengan Franz Gruber. Gruber adalah putera seorang penenun yang kurang menghargai musik. Franz diharapkan untuk melanjutkan usaha dagang ayahnya. Meskipun ditentang sang ayah, Franz mulai belajar bermain gitar dan organ. Pastor paroki bahkan mengijinkan Franz untuk berlatih di gereja. Bakatnya pun segera dikenali, dan ia dikirim untuk belajar musik secara resmi. Pada akhirnya ia menetap di kota Oberndorf dengan bekerja sebagai seorang guru musik dan membina hidup berkeluarga dengan duabelas anak. Mohr dan Gruber saling berbagi dalam kecintaan mereka akan musik, mereka berdua bermain gitar.
Pada tanggal 23 Desember 1818, saat Natal hampir tiba, Mohr mengunjungi seorang ibu dengan bayinya yang baru lahir. Dalam perjalanan pulang ke Pastoran, ia berhenti di tepi sungai dan merenungkan peristiwa Natal yang pertama. Ia menulis sebuah puisi yang menggambarkan intisari peristiwa iman yang agung itu dan memberinya judul Stille Nacht, beilige Nacht; Malam Sunyi, Malam Kudus. Dalam komposisinya, ia berhasil menangkap misteri inkarnasi dan kelahiran Kristus yang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata: Bayi Yesus yang Kudus, yang adalah Kristus Sang Juruselamat, Putra Allah, dan Terang Sejati Allah, dilahirkan oleh Santa Perawan Maria dan memenuhi dunia dengan rahmat penebusan dari surga.
Sekembalinya ke paroki, ia dikecewakan dengan berita bahwa organ gereja rusak. Tikus-tikus yang rakus telah menggerogotinya melalui pengembus, melumpuhkan sistem embusan yang dibutuhkan pipa-pipa untuk menghasilkan musik. Karena Natal sudah di ambang pintu dan tanpa dana yang cukup untuk memperbaiki organ, umat khawatir Misa Natal tengah malam tidak akan meriah. Pastor Mohr bergegas menuju rumah sahabatnya, Franz Gruber, dan menceritakan kesedihannya. Ia menyerahkan puisinya kepada Gruber dan memintanya untuk menuliskan melodi atas puisi tersebut agar dapat dimainkan dengan gitar. Franz Gruber menyelesaikan tugas pada waktunya. Dalam Misa Natal tengah malam pada tahun 1818, dunia mendengarkan untuk pertama kalinya lagu yang sederhana namun agung, yang kita kenal sebagai lagu Malam Kudus.
Lagu Malam Kudus mendapat sambutan yang sangat baik dan dengan cepat menyebar ke seluruh Austria, seringkali secara gampang disebut sebagai A Tyrolean Carol. Frederick Wilhelmus IV, Raja Prusia, mendengarkan Malam Kudus dinyanyikan di Gereja Berlin Imperial dan memerintahkannya agar dinyanyikan di segenap penjuru kerajaan pada pesta-pesta dan perayaan Natal. Ironisnya, lagu tersebut menjadi terkenal tanpa penghargaan kepada para penggubahnya. Sebagian orang berpikir bahwa Michael Haydn, saudara dari komposer terkenal Franz Joseph Haydn, yang menuliskannya. Oleh sebab itu, Raja Frederick Wilhelmus, memerintahkan agar dicari penggubah yang sebenarnya.
Suatu hari, para utusan raja tiba di biara St. Petrus di Salzburg untuk menanyakan perihal penggubah lagu Malam Kudus. Felix, putera Franz Gruber, yang menjadi murid di sana, menemui mereka dan menceritakan kisah di balik lagu Malam Kudus serta mengantar mereka kepada ayahnya, yang sekarang menjadi pemimpin paduan suara di suatu paroki lain. Sejak saat itulah, keduanya, Mohr dan Gruber, diakui sebagai penggubah lagu Malam Kudus.
Pastor Joseph Mohr wafat dalam usia 56 tahun pada tanggal 4 Desember 1848 karena tuberculosis. Gruber wafat dalam usia 76 tahun.
Terjemahan lagu Malam Kudus dalam bahasa Inggris dilakukan oleh Jane Campbell pada tahun 1863 dan dibawa ke Amerika pada tahun 1871, muncul dalam Buku Nyanyian Sekolah Minggu Charles Hutchins. Sementara terjemahan dalam bahasa Indonesia dilakukan oleh Yamuger / Seksi Musik Komlit KWI pada tahun 1992.
Sementara kita mempersiapkan datangnya Natal, kiranya kita sungguh mencamkan dalam hati kata-kata yang terdapat dalam lagu Malam Kudus dan semoga pesan yang disampaikannya kita amalkan dalam pikiran, perkataan dan perbuatan-perbuatan kita. Kepada segenap pembaca, saya mengucapkan Selamat Hari Raya Natal!
* Fr. Saunders is pastor of Queen of Apostles Church in Alexandria. sumber : �Straight Answers: What Can You Tell Me about the Song 'Silent Night'?� by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright Arlington Catholic Herald, Inc. All rights reserved; www.catholicherald.com Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: �diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.�
Kisah lagu �Malam Kudus� berawal dari sebuah kota yang indah bernama Salzburg di Austria. Di tengah semarak dan megahnya kota yang dipimpin oleh Prince Archbishop, tinggallah seorang penenun sederhana bernama Anna. Anna, sebatang kara di dunia ini, hidup sangat sederhana, hampir tak ada harapan untuk meningkatkan taraf hidupnya atau bahkan untuk menikah. Suatu ketika, ia jatuh cinta kepada seorang prajurit yang ditempatkan di Salzburg. Dari prajurit itu ia mengandung seorang bayi yang dilahirkannya pada tanggal 11 Desember 1792. Malangnya, sang prajurit tak hendak bertanggung-jawab atas puteranya dan meninggalkan Anna serta sang bayi untuk memperjuangkan hidup mereka sendiri. Walau demikian, Anna menambahkan nama keluarga sang prajurit kepada nama bayinya, yang ia namakan Joseph Mohr. Menjadi seorang ibu tanpa pernah menikah, dengan seorang anak haram, Anna harus menghadapi cemoohan dan penolakan masyarakat. Pada akhirnya, ia minta kepada algojo kota untuk menjadi wali baptis bagi bayinya Joseph.
Anna memberikan yang terbaik yang mampu ia berikan bagi Joseph. Ia sadar bahwa pendidikan yang baik akan memberikan harapan akan masa depan yang lebih baik bagi puteranya. Imam paroki setempat mengetahui kecemerlangan Joseph dan juga bakatnya menyanyi. Ia mengatur agar Joseph dapat bersekolah di sekolah biara yang terkenal di Kremsmunster. Di sana, Joseph muda menonjol dalam pelajaran-pelajarannya. Di kemudian hari ia merasakan panggilan untuk menjadi seorang imam dan masuk seminari pada usia 16 tahun. Akhirnya, ketika siap untuk ditahbiskan pada usia 22 tahun, Joseph membutuhkan dispensasi khusus sebab ia tak mempunyai seorang ayah.
Joseph Mohr ditugaskan sebagai pastor pembantu di Gereja St. Nikolaus di Oberndorf, sekitar 10 mil baratlaut kota Salzburg, di tepi Sungai Salzach. (Gereja St. Nikolaus dihancurkan banjir pada tahun 1899, tetapi sebuah kapel peringatan berdiri di sana hingga sekarang.) Paroki di mana ia ditempatkan sangat sederhana, imam parokinya keras dan hemat, begitulah halusnya.
Di sini, Pastor Mohr bersahabat dengan Franz Gruber. Gruber adalah putera seorang penenun yang kurang menghargai musik. Franz diharapkan untuk melanjutkan usaha dagang ayahnya. Meskipun ditentang sang ayah, Franz mulai belajar bermain gitar dan organ. Pastor paroki bahkan mengijinkan Franz untuk berlatih di gereja. Bakatnya pun segera dikenali, dan ia dikirim untuk belajar musik secara resmi. Pada akhirnya ia menetap di kota Oberndorf dengan bekerja sebagai seorang guru musik dan membina hidup berkeluarga dengan duabelas anak. Mohr dan Gruber saling berbagi dalam kecintaan mereka akan musik, mereka berdua bermain gitar.
Pada tanggal 23 Desember 1818, saat Natal hampir tiba, Mohr mengunjungi seorang ibu dengan bayinya yang baru lahir. Dalam perjalanan pulang ke Pastoran, ia berhenti di tepi sungai dan merenungkan peristiwa Natal yang pertama. Ia menulis sebuah puisi yang menggambarkan intisari peristiwa iman yang agung itu dan memberinya judul Stille Nacht, beilige Nacht; Malam Sunyi, Malam Kudus. Dalam komposisinya, ia berhasil menangkap misteri inkarnasi dan kelahiran Kristus yang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata: Bayi Yesus yang Kudus, yang adalah Kristus Sang Juruselamat, Putra Allah, dan Terang Sejati Allah, dilahirkan oleh Santa Perawan Maria dan memenuhi dunia dengan rahmat penebusan dari surga.
Sekembalinya ke paroki, ia dikecewakan dengan berita bahwa organ gereja rusak. Tikus-tikus yang rakus telah menggerogotinya melalui pengembus, melumpuhkan sistem embusan yang dibutuhkan pipa-pipa untuk menghasilkan musik. Karena Natal sudah di ambang pintu dan tanpa dana yang cukup untuk memperbaiki organ, umat khawatir Misa Natal tengah malam tidak akan meriah. Pastor Mohr bergegas menuju rumah sahabatnya, Franz Gruber, dan menceritakan kesedihannya. Ia menyerahkan puisinya kepada Gruber dan memintanya untuk menuliskan melodi atas puisi tersebut agar dapat dimainkan dengan gitar. Franz Gruber menyelesaikan tugas pada waktunya. Dalam Misa Natal tengah malam pada tahun 1818, dunia mendengarkan untuk pertama kalinya lagu yang sederhana namun agung, yang kita kenal sebagai lagu Malam Kudus.
Lagu Malam Kudus mendapat sambutan yang sangat baik dan dengan cepat menyebar ke seluruh Austria, seringkali secara gampang disebut sebagai A Tyrolean Carol. Frederick Wilhelmus IV, Raja Prusia, mendengarkan Malam Kudus dinyanyikan di Gereja Berlin Imperial dan memerintahkannya agar dinyanyikan di segenap penjuru kerajaan pada pesta-pesta dan perayaan Natal. Ironisnya, lagu tersebut menjadi terkenal tanpa penghargaan kepada para penggubahnya. Sebagian orang berpikir bahwa Michael Haydn, saudara dari komposer terkenal Franz Joseph Haydn, yang menuliskannya. Oleh sebab itu, Raja Frederick Wilhelmus, memerintahkan agar dicari penggubah yang sebenarnya.
Suatu hari, para utusan raja tiba di biara St. Petrus di Salzburg untuk menanyakan perihal penggubah lagu Malam Kudus. Felix, putera Franz Gruber, yang menjadi murid di sana, menemui mereka dan menceritakan kisah di balik lagu Malam Kudus serta mengantar mereka kepada ayahnya, yang sekarang menjadi pemimpin paduan suara di suatu paroki lain. Sejak saat itulah, keduanya, Mohr dan Gruber, diakui sebagai penggubah lagu Malam Kudus.
Pastor Joseph Mohr wafat dalam usia 56 tahun pada tanggal 4 Desember 1848 karena tuberculosis. Gruber wafat dalam usia 76 tahun.
Terjemahan lagu Malam Kudus dalam bahasa Inggris dilakukan oleh Jane Campbell pada tahun 1863 dan dibawa ke Amerika pada tahun 1871, muncul dalam Buku Nyanyian Sekolah Minggu Charles Hutchins. Sementara terjemahan dalam bahasa Indonesia dilakukan oleh Yamuger / Seksi Musik Komlit KWI pada tahun 1992.
Sementara kita mempersiapkan datangnya Natal, kiranya kita sungguh mencamkan dalam hati kata-kata yang terdapat dalam lagu Malam Kudus dan semoga pesan yang disampaikannya kita amalkan dalam pikiran, perkataan dan perbuatan-perbuatan kita. Kepada segenap pembaca, saya mengucapkan Selamat Hari Raya Natal!
* Fr. Saunders is pastor of Queen of Apostles Church in Alexandria. sumber : �Straight Answers: What Can You Tell Me about the Song 'Silent Night'?� by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright Arlington Catholic Herald, Inc. All rights reserved; www.catholicherald.com Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: �diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.�